Jumat, 06 Januari 2012

Antara Cintaku, Cintamu Dan Cinta-Nya [4 Permasalahan Utama Cinta Asmara] Bag. 2

Kami coba jabarkan satu persatu:

1. Mabuk cinta
“mabuk cinta”, dia bukan seorang pemuda jika belum pernah mendengarnya, bukan pula orang tua berumur jika tidak pernah merasakannya atau hampir sekedar mencicipinya. Dalam bahasa diturunkannya Al-Quran diwakilkan oleh ungkapan “al-’isyq”.
Al-’isyq termasuk kata yang jarang digunakan oleh orang arab oleh karena itu ia masuk dalam berbagai kitab “gharib hadist”. Salah satunya adalah kitab Al-Misbah Al-Munir karya Abul Abbas Al-Hamawi dijelaskan,
عَشِقَ عَشَقًا مِنْ بَابِ تَعِبَوَالِاسْمُ الْعِشْقُ بِالْكَسْرِ 
قَالَ ابْنُ فَارِسٍ الْعِشْقُ الْإِغْرَامُ بِالنِّسَاءِ وَالْعِشْقُ الْإِفْرَاطُ فِي الْمَحَبَّةِ
وَرَجُلٌ عَاشِقٌ وَامْرَأَةٌ عَاشِقٌ أَيْضًا.
“Al-’isyq dengan kata kerja ‘asyiqo-‘asyaqon dari bab tasrif tabi’a, menggunakan kasroh
Berkata Ibnu Al-Faris rahimahullah berkata:
“al-’isyq adalah memuja/ menggemari wanita, berlebih-lebihan dalam cinta, istilah untuk laki-laki dan juga wanita.” [Al-Misbah Al-Munir 2/412, Maktabah ‘ilmiyah, Beirut, Asy-Syamilah]


Senyatanya, pemuda di zaman ini banyak yang bertanya-tanya, mencari-cari dan menguak mistrei al-’isyq. Akan tetapi hakikatnya sebagaimana jawaban Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya tentang kiamat oleh Jibril ‘alaihissalam.
ما المسعول عنها بأعلم من السائل
“Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui daripada yang bertanya” [hadist Arba’in no.2]

Pemuda sekarang lebih mengusainya, dan mungkin sudah memiliki jam terbang tinggi perihal al-’isyq. Namun agar lebih mengena, mari kita tengok apa yang ulama jelaskan, karena kebanyakan mereka berwudhu dan sholat dua rakaat sebelum mengukir ilmu diatas lembaran.

Kisah al-’isyq dalam Al-Quran
Alangkah baiknya jika kita membuka dahulu lembaran Al-Quran, ayat yang berkata tentang Al-’isyq. Sebelumnya seorang ulama, dokter dan pakar hati, Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah rahimahullah telah menelaahnya. Kemudian menyebutkan dua kisah tentang al-’isyq dalam kitab Al-Jawabul Kaafi liman sa’ala anid dawa’is syafi.
Pertama: kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam dan Zulaikha
Suatu kisah yang seorang muslim “mungkin” perlu dipertanyakan keimanannya jika tidak pernah mendengarnya sama sekali.
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَن نَّفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الأَبْوَابَ
وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ
إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الظَّالِمُونَْ وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا لَوْلا أَن رَّأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ
كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاء إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya . Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. [Yusuf: 23-24]

Makna [الشوء] “as-su’u” adalah al-’isyq, Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,
وَأَخْبَرَ سُبْحَانَهُ أَنَّهُ صَرَفَ عَنْهُ السُّوءَ مِنَ الْعِشْقِ وَالْفَحْشَاءَ مِنَ الْفِعْلِ بِإِخْلَاصِهِ 
“Allah subhanahu mengabarkan bahwa Allah telah memalingkan yusuf dari perbuatan “as-su’u” [kejelekan] yaitu al-’isyq dan perbuatan keji dan membebaskannya” [Al-Jawabul Kaafi 212, Darul Ma’rifah, cetakan pertama, Asy-Syamilah]

Kedua: kisah kaum nabi Luth ‘alaihissalam
Ketika nabi luth ‘alaihissalam menawarkankan putri-putrinya kepada kaumnya,
قَالَ يَا قَوْمِ هَـؤُلاء بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُواْ اللّهَ وَلاَ تُخْزُونِ فِي ضَيْفِي أَلَيْسَ مِنكُمْ رَجُلٌ رَّشِيدٌ
“Luth berkata: “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal ?” [Hud: 78]

Mereka membalasnya,
قَالُواْ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ
“Mereka menjawab: “Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki.” [Hud: 79]

Kehendak mereka adalah melampiaskan gejolak al-’isyq kepada pemuda nan gagah dan tampan jelamaan malaikat. Mereka tertimpa level al-’isyq tertingi yaitu [المحبة المردان] “al-mahabbatul murdan” , yaitu rasa cinta yang sampai tingkat menjadi hamba kepada cinta.

Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata tentang hal ini,
هُوَ مَقْتٌ عِنْدَ اللَّهِ وَبُعْدٌ مِنْ رَحْمَتِهِ، وَهُوَ أَضَرُّ شَيْءٍ عَلَى الْعَبْدِ فِي دِينِهِ وَدُنْيَاهُ،
وَهُوَ عِشْقُ الْمُرْدَانِ وَهَذِهِ الْمَحَبَّةُ هِيَ الَّتِي جَلَبَتْ عَلَى قَوْمِ لُوطٍ مَا جَلَبَتْ، فَمَا أُتُوا إِلَّا مِنْ هَذَا الْعِشْقِ
“Ia adalah kemurkaan disisi Allah dan jauh dari rahmatnya. Merupakan sesuatu yang paling berbahaya bagi seorang hamba pada agama dan dunianya, yaitu “al-’isyq al-murdan”. Inilah cinta yang menimpa kaum nabi Luth ‘alaihissalam .mereka tidak diberi [azdab] kecuali “al-’isyq al-murdan”. [Al-Jawabul Kaafi 241-242, Darul Ma’rifah, cetakan pertama, Asy-Syamilah]

Subhanallah, zaman sekarang, homoseksual dan lesbian telah merajalela, mendapat dukungan legal dari orang-orang kafir. Mereka berkata, ini bukan penyakit hati dan kami juga manusia yang ingin berkasih sayang. Dan ironisnya, ada sebagian kaum muslimin yang ikut melegalkan dengan sumpalan keping dinar dimulut mereka agar mereka diam tak bergeming.

Manusia lemah terhadap wanita
Kemudian ayat Al-Quran lainnya tentang al-’isyq terutama kepada wanita,
وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا
“Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah’” [An Nisa: 2]

Lemah terhadap apa? Lemah terhadap wanita. Imam Al-Quthubi rahimahullah berkata dalam tafsirnya,
وَقَالَ طَاوُسٌ: ذَلِكَ فِي أَمْرِ النِّسَاءِ خَاصَّةً. وَرُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّهُ قَرَأَ (وَخَلَقَ الْإِنْسَانَ ضَعِيفًا) أَيْ وَخَلَقَ اللَّهُ الْإِنْسَانَ ضَعِيفًا، أَيْ لَا يَصْبِرُ عَنِ النِّسَاءِ
“berkata Thowus rahimahullah , “hal tersebut adalah mengenai wanita”. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwanya beliau membaca [وَخَلَقَ الْإِنْسَانَ ضَعِيفًا] yaitu, tidak sabar terhadap [godaan] wanita.” [Al-Jami’ liahkamil Quran 5/149, Darul Kutub Al-mishriyah,Kairo, cetakan kedua Asy-Syamilah]

Laki-laki yang berjiwa hanif sebagaimana hati imam Syafi’i rahimahullah, hapalannya rusak hanya melihat betis/tumit wanita, hati kita sudah sangat keras karena seringnya melihat yang lebih dari itu, hati ini tidak meronta dan tidak bergejolak jika tertutup nuktoh-nuktoh khianat mata, alarm maksiat tidak mengaum  berdering saat berlumpur dosa, kalaupun ia terdengar maka mata hati tidak segera terbuka, iman tidak segera melindungi akal. Wahai iman yang lemah, adukanlah kepada Rabb-mu. Ya Allah, makhlukmu yang satu ini begitu cepat menghilangkan akal laki-laki. Kami tidak sanggup jika engkau membuatnya merajalela. Apakah sudah tiba zamannya laki-laki yang memakai cadar dan purdah untuk menutupi pandangan mereka?.

Perkataan ulama tentang al-’isyq
telah terpampang keburukan, kekejian dan kehinaan al-isyq. kalian wahai para peminum khamr asmara pasti sudah mengetahuinya, oleh karenanya, kami tidak memaparkan dengan begitu jelas dan sistematis. Kami hanya menukil perkataan para ulama tentang hal ini.

al’isyq adalah bahaya yang sangat teramat besar dan suatu kedunguan
seorang ulama berkata, “Saya lebih suka ditimpa musibah dosa melakukan kekejian daripada aku ditimpa dosa ‘isyq (cinta buta), sehingga hatiku beribadah kepadanya dan melalaikan diriku dari Allah. [Al-Jawabul Kaafi hal. 150]
Al-A’sha berkata, “Aku melihat kedunguan seseorang adalah mempertautkan hatinya pada gadis cantik, semakin dekat semakin pula menjauh.” [Diwan Al-A'sha hal. 47]

al-’isyq timbul karena kekosongan waktu, kekosongan aktivitas dan kekosongan hati
Ibnu Uqail Al-Hambali rahimahullah berkata, “Tidaklah asmara itu melainkan pekerjaan para pengangguran dan jarang sekali menimpa orang yang sibuk, baik pada industri maupun perdagangan; maka bagaimanakah halnya dengan ilmu-ilmu agama atau hikmah?!” [Al-Adab Asy-Syar'iyyah wal-minah Al-Mar'iyyah, Ibnu Muflih, 3/26]
Ibnul Jauzi rahimahullah berkata , ‘Asmara termasuk bentuk rendah kemauan. Ia adalah kesibukan orang yang tidak memiliki aktivitas. Asmara adalah terbayangnya orang yang dirindukan dalam kesendiriannya. Membayangkan orang yang dirindukannya muncul dari batinnya. Maka jika hatinya sibuk dengan selain yang semestinya dicintai, cinta dan kerinduan tersebut akan hilang dan yang diraih (dari asmara) hanyalah kealpaan belaka.” [Dzamul Hawa, Ibnul Jauzi, Hal. 473]

Al-’isyq perlu penanganan dan pengobatan khusus serta perjuangan kesungguhan
Ibnul Qoyyim  rahimahullah berkata, ”gejolak cinta merupakan jenis penyakit hati yang memerlukan penanganan khusus. Disebabkan perbedaan dengan jenis penyakit lain, baik dari segi bentuk, penyebab maupun terapinya. Jika telah menggerogoti kesucian hati manusia dan mengakar dalam hati, sulit bagi para dokter mencarikan obat penawarnya dan penderita sulit disembuhkan.” [Zadul Ma’ad Fi Hadyi Khairi Ibad, 4/265-274]

Ibnul Jauzi rahimahullah berkata , Barangsiapa yang tidak memiliki kemauan yang besar, maka nyaris dia tidak dapat bebas dari bencana ini [al-’isyq]. Sebab orang yang mempunyai kemauan, ia tidak mau memiliki sedikit aib pun. Dan hawa nafsu itu senantiasa merasa hina dihadapan orang yang memiliki izzah/kemuliaan.” [Dzamul Hawa, Ibnul Jauzi, Hal. 477]

Al-’isyq menutut semua aib pujaan hati 
Yang terlihat darinya hanya yang baik-baik saja, seakan-akan dunianya dipenuhi dengan bayang semu kebaikan pujaan hati. Setelah lama berlalu masa, setelah jemu melanda, setelah habis sari pati bunga dihisap, barulah ia menyesal.
هويتك إذ عينى عليها غشاوة … فلما انجلت قطعت نفسي ألومها
“Kecintaanku kepadamu menutup mataku
Namun ketika terlepas cintaku, semua aibmu menampakkan diri”
[Al-Jawabul Kaafi 214, Darul Ma’rifah, cetakan pertama, Asy-Syamilah]

Harga diri ulama akan al-’isyq
Ibnul Mu’taz rahimahullah berkata, “Meskipun hatiku rindu kepadamu, namun harga diriku tidak tunduk kepada kadar cintaku.” [Dzamul Hawa hal. 479]
Abdul wahid bin Nashr rahimahullah berkata, “Cinta ini hendak memperbudakku Lalu kesabaranku yang baik menolongku.” [Dzamul Hawa hal. 480]

Pengobatan al-’isyq
Hakikatnya, sebagian mereka yang terkena penyakit ini sudah tahu dan sadar penuh bahwa mereka terkena suatu penyakit yang berbahaya. Akan tetapi mereka malah ingin terus bergelimang didalamnya. Merasakan manis rasa perihnya rindu kepada pujaan hati. peringatan tentang al-‘isyq di kepala mereka bagai mengukir air dalam memori, sekejab dalam kedipan mata langsung hilang. mereka tidak peduli, yang terpenting hati mereka tetap dijerat oleh surga kepalsuan.

Oleh karena itu, kami ingin berpanjang lebar mengenai hal ini. Langkah ini harus ditapaki oleh peminum khamr asmara agar mereka siuman dan tersadar.
1. Ikhlas kepada Allah.
Hanya keikhlasan yang membuahkan pertolongan.
2. Berdoa
karena doa bisa merubah takdir. Merendahkan diri kepada Allah, secara tulus menyerahkan diri kepada-Nya, ikhlas, dan memohon kepada-Nya dengan segala kerendahan agar disembuhkan dari penyakit.
3. Menahan pandangan
Jika bisa, menahan pandangan semua yang berhubungan dengan pujaan hati. Rumahnya, kendaraan, barang pemberian dan lain-lain
4. Banyak berpikir dan berdzikir
Berpikir dan merenungi bahwa ini adalah penyakit. Berdzikir agar menguatkan hati dan menenangkan jiwa
Allah berfirman,
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” [Ar-Ra’du:28]
5. Menjauh dari orang yang dicintainya.
bersabarlah menanggung beban perpisahan beberapa waktu walaupun sulit pada awalnya. Jauhilah handphone yang mengarah kepadanya, hapus memori telpon dari nomornya. Ganti nomor anda. Jauhilah orang-orang [comblang] yang mendukung cinta buah khuldi yang palsu.
6. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat
Kita sudah tahu sebab mabuk cinta adalah karena kesibukan hati yang kosong. Hatinya akan dipenuhi bayang-bayang kekasihnya. Bayang-bayang itu akan memudar kemudian pecah bersama kesibukan ketaatan yang berujung dengan melupakannya.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata:
وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ
“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil” [Al Jawabul Kaafi hal 156, Darul Ma’rifah, cetakan pertama, Asy-Syamilah].
7. Menikah.
pernikahan akan mencukupi segalanya, penuh berkah dan menjadi solusi. Segera ketuk pintu rumahnya, berhadapan secara jantan dengan ayahnya jika memang cinta itu suci dan akan berbuah surga dunia. Jika tidak bisa, maka segeralah menikah dengan wanita yang lain. Yang kemudian akan mengeser perlahan bilik ruang di hati kemudian menggantikannya dengan sempurna. Metahbiskan memori kelam tak berbuah surga. Istri yang sah insya Allah bisa menggantikannya karena,
النفس لا تترك شيئا ألا بشيئ
“jiwa tidak akan bisa meninggalkan sesuatu kecuali jika ada sesuatu [yang menggantikannya]”
8. Menengok orang sakit, mengiringi jenazah, menziarahi kubur, melihat orang mati, berpikir tentang kematian dan kehidupan setelahnya.
Kelezatan dunia yang semu bisa remuk redam dengan meningat kematian, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
“Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan, yakni kematian” (HR. Imam Empat kecuali Abu Daud)

9. Senantiasa menghadiri majelis ilmu, duduk bersama orang-orang zuhud dan mendengar kisah-kisah orang shalih.
Majelis ilmu adalah tempat me-recharge iman setelah baterainya habis termakan oleh buaian berbuah tak nyata. Kumpulan orang-orang yang sholih adalah tempat istirahatnya hati dari kesibukan menangkal fitnah dan makar dunia.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ
وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ
وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada didekatnya”. [HR. Muslim nomor 6793]

10. Selalu konsisten menjaga sholat dengan sempurna, menjaga kewajiban-kewajiban sholat, baik berupa kekhusyukan dan kesempurnaannya secara lahir dan bathin.
Jika sholat kita memang benar, maka akn mencegah semuanya, Allah ‘Azza wa jalla berfirman,
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar” [Al-Ankabut: 45]

11. Membayangkan aib pujaan hati, melihat-lihat keburukannya.
Ibnul Jauzi rahimahullah berkata: “Sesungguhnya manusia penuh dengan najis dan kotoran. Dan orang yang dimabuk cinta melihat kekasihnya dalam keadaan sempurna. Karena cinta, ia tidak dapat melihat aib kekasihnya. Sebab hakikat segala sesuatu dapat disingkap dengan timbangan yang adil. Sementara yang menjadi penguasa atas dirinya adalah hawa nafsu yang zhalim. Itu akan menutupi seluruh cela hingga akhirnya orang yang dilanda cinta melihat kekasihnya yang jelek menjadi jelita. “.

12. Membayangkan akan ditinggal pergi orang yang dicintainya, bisa jadi ditinggal mati atau ditinggal pergi tanpa sebab atau ditinggal karena sudah jemu dan bosan.
Karena semua yang ada di dunia akan musnah, Allah ‘Azza wa jalla berfirman,
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa.” [Ar-Rahman: 26]

13. Merenungi akibat perbuatannya dan keadaan buruk para peminum khamr asmara
Hal ini bisa didapat dengan membaca dan menoleh kebelakang dengan berkaca kepada sejarah. orang-orang yang akan hina dunia dan akhirat karena cinta. Qobil yang membunuh habil, Abdurrahman bin Muljam yang membunuh Ali bin Abi Thalib radhiallhu ‘anhu, terbunuhnya unta nabi Shalih ‘alahissalam. Semua karena al-’isyq terhadap wanita

14. Bersabar, karena perjuangan melepas belenggu al-’isyq sangat menuntut kesabaran.
Jika bersabar dengan sebenar-benarnya akan mendapatkan pahala yang tak terkira, Allah ‘Azza wa jalla berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar sajalah yang akan dipenuhi ganjaran mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

15. Yakin bahwa Allah akan memberi ganti lebih baik
Salah satu kekhawatiran adalah apakah ia bisa dapat yang seperti ini kelak. benih cinta ini yang sulit semai. Tebing asmara ini yang sudah susah payah didaki. Lika-liku kasih yang berat dilewati. Istana sayang yang dibangun  bersama. Apaka itu semua akan ditinggal dan roboh begitu saja?. Jawabannya adalah, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Istana itu dibangun diatas pondasi kemaksiatan kepada Allah. Tampak megah dan tegar tapi hakikatnya lemah tak bertumpu bagai tiang penyangga yang bersandar kepada temboknya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
نَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ
Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik bagimu.” (HR. Ahmad 5/363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shohih)
Semoga langkah yang cukup beragam ini bisa menjadi ramuan penyembuh penyakit nan ganas ini.

Syirik cinta
Sebenarnya inilah dampak yang paling berbahaya dan menakutkan, yang paling dikhawatirkan oleh pewaris para nabi. Salah satu dari mereka yaitu Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
وَلَيْسَ شَيْءٌ مِنْهُ مَغْفُورٌ، فَمِنْهُ الشِّرْكُ بِاللَّهِ فِي الْمَحَبَّةِ وَالتَّعْظِيمِ:
أَنْ يُحِبَّ مَخْلُوقًا كَمَا يُحِبُّ اللَّهَ، فَهَذَا مِنَ الشِّرْكِ الَّذِي لَا يَغْفِرُهُ اللَّهُ،
وَهُوَ الشِّرْكُ الَّذِي قَالَ سُبْحَانَهُ فِيهِ: {وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا
يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ} [سُورَةُ الْبَقَرَةِ: 165]
“[syirik yang] tidak ada baginya ampunan sedikitpun [jika tidak bertaubat di dunia, pent] diantaranya adalah menyekutukan Allah dalam cinta dan pengagungan. Yaitu mencintai makhluk sebagaimana mencintai Allah. Syirik jenis inilah yang Allah tidak akan mengampuninya. Inilah syirik yang Allah sebut dalam firman-Nya,
“dan diantara manusia ada yang menjadikan sekutu-sekutu selain Allah. Mereka mencintanya sebagaimana mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah.”, surat Al-Baqarah ayat 165.” [Al Jawabul Kaafi hal 132, Darul Ma’rifah, cetakan pertama, Asy-Syamilah].

Bagaimana tidak syirik. Sepanjang waktu hidup dari bangun hingga tidur lagi selalu ingat pujaan hati. Dzkir-dizikir keseharian telah bergantikan mantera gombal. Kekhusyukan ibadah tergantikan menghening cipta mengenangnya. Air mata ibadah diganti dengan air keruh rindu. Kelezatan bermunajat terganti dengan kholwat terlaknat.

Silahkan buka kitab-kitab tauhid akan bahaya syirik, ia adalah larangan terbesar dalam agama. Berikut bahayanya:
1.Merupakan kedzoliman terbesar [Luqman: 13]
2. Mengapuskan semua pahala amal kita [Al-An’am: 88, Az-Zumar:65]
3. Tidak diampuni dihari kiamat sebagaimana dosa-dosa yang dibawah syirik [An-Nisa: 46]
4. Haram masuk surga dan membuat kekal dineraka [Al-Maidah:72]
5. Pelaku syirik halal darah dan hartanya (diperangi). [At-Taubah:5]

Masihkan tidak takut dengan ancaman dari kitabullah tentang bahaya syirik. Jika masih saja tidak mungkin hati itu telah mati. Ia telah mensia-siakan waktunya hidup didunia. Tidak digunakan waktunya untuk kebaikan, dakwah dan ibadah. Maka sebagaimana perkataan imam syafi’i rahimahullah pantaslah kita bertakbir kepadanya empat kali [sholat jenazah] karena sesungguhnya ia hanya menyeret jasad tak bertuan dimuka bumi. Wallahul musta’an

INSYALLAH BERSAMBUNG…

Disempurnakan di Cileungsi, rumah mertua tercinta
15 Syawwal 1432 H, Bertepatan  14 September 2011
Penyusun:  Raehanul Bahraen
Semoga Allah meluruskan niat kami dalam menulis.
artikel http://muslimafiyah.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar